Artikel ini adalah petikan dari blog http://usrahkeluarga.blogspot.com. Klik di sini untuk artikel asal.
Sedar atau tidak, tinggal beberapa hari lagi Ramadhan kan meninggalkan kita. Apa perasaan kita dan bagaimana perjalanan Ramadhan kita pada kali ini, lebih baik dari tahun-tahun yang lepas atau semakin merudum prestasinya?
Mari kita meninjau beberapa klasifikasi Muslim di sepanjang bulan ini.
Pertama, orang yang menanti kehadiran Ramadhan dengan suka cita, bekerja keras menyempurnakan ibadah-ibadah wajib dan sunah dengan meneladani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (SAW).
Kedua, orang yang memasuki bulan Ramadhan dan keluar darinya dengan tanpa perubahan dan tidak bertambah darinya kebajikan apa pun.
Ketiga, orang yang tidak mengenal Allah kecuali pada bulan ini. Ia dengan khusyu melakukan ibadah dan beramal saleh. Namun bila Ramadhan usai, ia akan kembali kepada ‘habitat’-nya semula.
Keempat, orang yang di bulan ini hanya menahan lapar dan dahaga saja, namun tetap melakukan kemaksiatan.
Kelima, orang yang menjadikan siang hari Ramadhan bagai malam dengan tidur sepanjang hari dan mengisi malamnya dengan lahwu (kegiatan yang melalaikan).
Keenam, golongan manusia yang tidak mengenal Allah baik di bulan Ramadhan atau di bulan-bulan lainnya sepanjang tahun meskipun ia mengaku sebagai seorang Muslim.
Bila dihayati secara mendalam, bulan Ramadhan bak madrasatun mada al-hayah (madrasah sepanjang hayat) yang berkelanjutan mendidik dan mendidik generasi demi generasi setiap tahun. Ramadhan memuat makna-makna iman pada jiwa manusia, mengilhami mereka arti agama yang hanif, dan memantapkan keperibadian Muslim yang hakiki.
Ramadhan merupakan jalan yang sangat efektif menghadirkan keutuhan iman untuk dimanfaatkan dalam berhadapan dengan mehnah dan tribulasi yang muncul di tengah masyarakat.
Untuk itu, setiap Muslim hendaknya bersegera muhasabah prestasinya sebelum terlambat dengan baki kehadiran bulan bertaburan berkah ini dengan mempersiapkan diri, mengoptimamkan daya dan upaya meraih hari esok yang lebih baik (Al-Hasyr:18).
Jika latihan/training para profesional dewasa ini hanya dilakukan dalam empat hari dan menghasilkan perubahan positif yang luar biasa, maka Ramadhan satu bulan penuh, Muslim di-latih oleh SuperTrainer-nya, iaitu Allah SWT, Dzat yang Maha segala-galanya. Tentu hasilnya akan juga luar biasa, bila itu dilakukan dengan penuh keseriusan dan mendamba redha Allah.
Sedar atau tidak, tinggal beberapa hari lagi Ramadhan kan meninggalkan kita. Apa perasaan kita dan bagaimana perjalanan Ramadhan kita pada kali ini, lebih baik dari tahun-tahun yang lepas atau semakin merudum prestasinya?
Mari kita meninjau beberapa klasifikasi Muslim di sepanjang bulan ini.
Pertama, orang yang menanti kehadiran Ramadhan dengan suka cita, bekerja keras menyempurnakan ibadah-ibadah wajib dan sunah dengan meneladani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (SAW).
Kedua, orang yang memasuki bulan Ramadhan dan keluar darinya dengan tanpa perubahan dan tidak bertambah darinya kebajikan apa pun.
Ketiga, orang yang tidak mengenal Allah kecuali pada bulan ini. Ia dengan khusyu melakukan ibadah dan beramal saleh. Namun bila Ramadhan usai, ia akan kembali kepada ‘habitat’-nya semula.
Keempat, orang yang di bulan ini hanya menahan lapar dan dahaga saja, namun tetap melakukan kemaksiatan.
Kelima, orang yang menjadikan siang hari Ramadhan bagai malam dengan tidur sepanjang hari dan mengisi malamnya dengan lahwu (kegiatan yang melalaikan).
Keenam, golongan manusia yang tidak mengenal Allah baik di bulan Ramadhan atau di bulan-bulan lainnya sepanjang tahun meskipun ia mengaku sebagai seorang Muslim.
Bila dihayati secara mendalam, bulan Ramadhan bak madrasatun mada al-hayah (madrasah sepanjang hayat) yang berkelanjutan mendidik dan mendidik generasi demi generasi setiap tahun. Ramadhan memuat makna-makna iman pada jiwa manusia, mengilhami mereka arti agama yang hanif, dan memantapkan keperibadian Muslim yang hakiki.
Ramadhan merupakan jalan yang sangat efektif menghadirkan keutuhan iman untuk dimanfaatkan dalam berhadapan dengan mehnah dan tribulasi yang muncul di tengah masyarakat.
Untuk itu, setiap Muslim hendaknya bersegera muhasabah prestasinya sebelum terlambat dengan baki kehadiran bulan bertaburan berkah ini dengan mempersiapkan diri, mengoptimamkan daya dan upaya meraih hari esok yang lebih baik (Al-Hasyr:18).
Jika latihan/training para profesional dewasa ini hanya dilakukan dalam empat hari dan menghasilkan perubahan positif yang luar biasa, maka Ramadhan satu bulan penuh, Muslim di-latih oleh SuperTrainer-nya, iaitu Allah SWT, Dzat yang Maha segala-galanya. Tentu hasilnya akan juga luar biasa, bila itu dilakukan dengan penuh keseriusan dan mendamba redha Allah.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan